Angin siang ini berkesiur lembut membelai wajahku, membuatku tenggelam bahkan hanyut dalam perasaan duka tanpa konklusi. Setiap yang tua pasti ada yang muda, pun setiap yang dilahirkan pasti ada yang mati. semesta telah mengerti bahkan lebih memahami bahwa setiap awal pasti ada akhir, dan mungkin ini adalah akhir dari kehidupan sosok pendiam yang selama ini, cerita tentangnya telah berhenti sampai di sini, sekarang tinggal dunia yang menyikapi, bagaimana kisah kehidupannya, bagaimana para penghembus nafas dunia mengenangnya.
banyak insan yang tak mengerti bahwa kematian merupakan perjalanan babak baru yang harus dilewati untuk menuju kehidupan yang abadi. Allah berikan banyak cara menuju nafas terakhir yang memisahkan antara dua dimensi kehidupan ini, ada yang Allah karuniakan sakit baginya dengan harapan ia kembali dengan sujud panjangnya meminta kesembuhan pada Ar-Rahman. punada pula mereka yang Allah biarkan nafasnya terhenti saat ia tenggelam dalam mimpinya, berharap banyak para insan bisa mengambil pelajaran.
tanpa kita sadari kehidupan ini berjalan bagaikan kereta, terkadang ia melaju dengan kencang, pun terkadang dengan pelan. banyak hal yang terlewati, banyak ruang yang belum terisi dengan bekal ruhani, padahal kematian adalah hal pasti, sebuah keadaan yang menuntut pemilik jasad untuk pergi, meninggalkan setiap apa yang ia miliki.
keluarga, sanak saudara, harta, jabatan, dan masih banyak lagi. Air mata tak pernah peduli seberapa jauh ia berlari, melewati bilik-bilik wajah keluarga yang ditinggal pergi. sendu memang tak mampu dibendung, melihat jasad yang terbujur kaku berbalut sehelai kain bersih. satu demi satu orang berdatangan, menyambangi latar pemakaman sore itu.
hanya satu harapku,semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, serta menerima amalan-amalanmu. Amin.
Sragen, 16 Februari 2017
selamat jalan maz dede
Komentar