Secara konstitusi, Indonesia dinyatakan merdeka sejak
tanggal 17 Agustus 1945, yang dideklarasikan oleh Soekarno-Hatta. Hal inilah
yang diyakini oleh mayoritas manusia, baik dalam maupun luar negeri tentang
hari kemerdekaan Indonesia.
Mulai TK hingga Perguruan Tinggi, dari yang lulusan SD
sampai yang bergelar profesor sepakat menjawab dengan tanggal tersebut. Dari
masyakarat desa hingga masyarakat kota pun akan setuju dengan hal itu.
Faktanya, apa benar Indonesia sudah benar-benar merdeka sejak tanggal 17
Agustus 1945?
Indonesia dan Kemerdekaan
Pada tahun 1825-1830, sekelompok pemuda dari
kalangan ulama’, santri dan bangsawan keraton berperang melawan kepemerintahan
Hindia Belanda di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Peperangan ini
menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi Belanda, delapan ribu pasukan bangsa
Eropa dan tujuh ribu orang prajurit Indonesia yang berperang untuk kepentingan
bangsa belanda terbunuh dalam peperangan.
Perbendaharaan Belanda harus mengeluarkan uang
sebanyak sekitar 20 juta gulden untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
terjadi pada perang Jawa tersebut. Selain itu, orang-orang Belanda mengalami
trauma dan ketakutan akibat perang.[1]
Negara Indonesia telah mencapai
kemerdekannya sejak 71 tahun silam. Namun, berbagai problematika yang tiap
tahun melanda Indonesia seakan-akan belum mewujudkan kemerdekaan tersebut.
Kemiskinan terus merajalela, pengangguran kian hari tak ada jalan keluarnya,
tindak kriminal dan kejahatan tak pernah absen dalam media berita, dan korupsi
yang terus mengundang tanda tanya.
Tak
hanya itu, berita akhir-akhir ini semakin membuat ragu atas status kemerdekan
bangsa ini. Mulai dari fenomena LGBT, sikap aparatis Densus 88 dan segudang
masalah lain yang tak mampu membuat kita berhenti mengelus dada.
Berbagai usaha telah diusahakan guna
menuju kemerdekaaan yang sesungguhnya. Sejak tahun 2004, negara
Indonesia telah rutin melaksanakan pemilu tiap lima tahunnya. Janji dari para
calon presiden pun seakan tak hanya sekedar bualan. Sejak awal tahun 2016,
berbagai proyek dan pencanangan program semakin giat dikerjakan. Tak
tanggung-tanggung, untuk menampung aspirasi rakyat, demonstrasi di berbagai
media tetap menjadi langkah yang tetap diterima.
Penjajahan yang Masih Berlanjut
Mengutip kalimat tokoh Jendral
Anggabaya dalam novel ‘Incorporate’ karya Zaynur Ridwan, “Teks yang dibacakan
presiden Soekarno sepenuhnya artificial, penjajahan hanya mengubah
bentuk fisiknya saja. Para penjajah kini berkamuflase, dan kalian di generasi
yang lebih muda bahkan tidak bisa melihat mereka.”
Apa yang
dikatakan Jendral Anggabaya tersebut memanglah sangat tepat. Para penjajah
negri ini telah mengkamuflase bentuk dan
gaya mereka. Namun sayangnya, bangsa Indonesia tidak menyadari hal itu.
Jelas saja jika
Jendral Anggabaya menyebut teks proklamasi hanyalah buatan belaka. Karena
sejatinya penjajahan di negri ini memang belum berakhir. Masih dan terus
berlanjut hingga detik ini. Justru teks proklamasi yang dibaca Soekarno 70
tahun yang lalu menjadi gerbang awal penjajahan yang sesungguhnya.
Rakyat
Indonesia yang sebelumnya selalu waspada dan siaga terhadap orang luar, kini
merasa aman, terbebas dari penjajah yang sewaktu-waktu bias membantainya. Akibatnya,
mereka menganggap semua yang dapat menembus Indonesia adalah kawan, bukan lagi
orang asing yang perlu diwaspadai.
Peluang inilah
yang kemudian dimanfaatkan oleh penjajah untuk menggerogoti Indonesia, pelan
tapi pasti. Lambat, tapi terorganisasi. Bukan dengan senjata, tapi dengan
ideologi. Inilah kelemahan rakyat Indonesia, mudah terbius oleh wajah-wajah
meyakinkan yang menyimpan segudang misi licik penjajahan yang mengelabuhi.
Maka sejak saat
itu, musuh semakin bebas keluar masuk Indonesia, karena tidak lagi terancam
oleh perlawanan rakyat sipil. Bahkan mereka bisa sesuka hati menawarkan
ideologi-ideologi baru mereka untuk diberlakukan di Indonesia. Hal ini tentu
saja bukan tanpa tujuan semata, karena visi dan misi penuh kelicikan mereka
melambai-lambai untuk segera direalisasikan.
Indonesia Belum Merdeka
Indonesia belum merdeka. Karena
sistem pemerintahan negeri ini masih hasil adopsi dari negeri antah
berantah di seberang benua sana. Kehidupan penuh aturan yang dilanggar dan
pembatasan yang selektif. Penuh pengkhianatan dan pendustaan keadilan.
Undang-undang dibuat berdasarkan pesanan.
Indonesia belum merdeka. Keadaan bangsa Indonesia masih
dalam keterpurukan yang mendalam. Namun ironinya, tidak semua orang menyadari
kemerosotan bangsa ini. Pergaulan
bebas merajalela, narkotika dan sex bebas membabi buta, bahkan LGBT sudah
menjadi hal biasa.
Indonesia belum merdeka. Negeri yang kaya raya. Tambang timah, batu bara, minyak bumi, gas
bumi, bahkan gunung emas pun negeri ini punya. Tapi sayangnya kekayaan itu
sebagian besar dikuasai bangsa lain. Negara hanya mendapat komisi sekian
persen, itupun masih dikorupsi dimana-mana. Pantas saja jika perekonomian
rakyatnya membuat miris siapa saja yang mendengarnya. Itu karena, mereka sudah
merasa cukup menjadi babu, kuli dan jongos ditanah kelahirannya.
Indonesia belum merdeka. Bukan karena tiada
lagi musuh bersenjata di depan mata, hanya saja, senapan api telah
bermetamorfosa menjadi media masa. Membuat siapa saja yang melihatnya tersihir bahagia, padahal ia telah membuat
bangsa berada di titik paling rendah sebuah kewarasan jiwa.
Raih kemerdekaan
Melihat dari fakta, maka
kita, sebagai rakyat Indonesia harusnya sadar, bahwa Indonesia, belum merdeka. Kita butuh, dan
harus merebut kemerdekaan bangsa ini.
Maka, bebaskan mental kita dari
seorang yang terjajah. Buang pemikiran rusak dan penghambaan kepada hawa nafsu,
berganti menjadi penghambaan pada Allah saja. Karena Ia-lah satu-satunya yang
bisa membebaskan Indonesia dari penjajahan ini.
Jika keyakinan akan Allah telah menancap,
jangan diam saja. Yakinkan orang lain agar kembali kepada Allah, karena
kemerdekaan tak akan terwujud tanpa campur tangan-Nya.
Jangan takut susah dan menderita dalam
perjuangan ini. Karena kemerdekaan hakiki meski susah, jauh lebih baik daripada
hidup nyaman tapi terjajah!
Sungguh, Indonesia belum merdeka. Maka, mari bersama-sama
raih kemerdekaan itu. Bebaskan Indonesia dari belenggu-belenggu penjajahan, dan
songsong kemerdekaan yang sebenarnya!
Komentar