Langsung ke konten utama

Mengawali Kehidupan Dengan Tetesan Air Hujan





Duhai Muslimah...
Sebagaimana yang kita ketahui, Allah menciptakan manusia dari gumpalan tanah yang diambil dari seluruh tempat yang ada di bumi. Kemudian Allah ciptakan jin dari kobaran api yang membara. Lalu, pernahkah kita berfikir dari apa Allah menciptakan tumbuhan serta buah-buahan?
Duhai muslimah....
Sadarkah kita bahwa kehidupan serta keindahan dunia dimulai saat air hujan turun dengan syahdunya ke bumi? Ya, ketika Allah memberikan titah pada sang awan untuk menurunkan air hujan ke bumi, saat itulah dunia mulai menghembuskan nafasnya, menemani para jin dan manusia menikmati indahnya semesta, saat itulah semua benih mulai membuka mata, menghias diri menyempurnakan dunia. Dari tetes demi tetes air hujan yang turun di bumi, terciptalah tumbuhan dengan ribuan warna. Dari tetesan air yang sejuk, terciptalah buah-buahan dengan beraneka ragam rasa.
Allah Ta’ala berfirman:
أَلَمْ تَرَى أَنَّ اللهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلفًا أَلْوَانُهَا وَ مِنَ الجِبَالِ جُدَدٌ بِيْضٌ وَ حُمْرٌ مُخْتًلِفٌ أَلْوَانُهَا وَ غَرَابِيْبُ سُوْدٌ (27)
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dari hujan itu buah-buahan yang beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat.” (QS. Fathir: 27)
Maha Suci Allah, betapa Kuasa-Nya Engkau yang telah menciptakan ribuan makhluk dari butiran kecil yang hadirnya tak pernah kita hiraukan, darinya Engkau jadikan sebagian hewan berjalan dengan perutnya, kemudian sebagian lagi dengan dua atau empat kaki, darinya Engkau jadikan tangkai-tangkai menjulang menghasilkan buah yang tak serupa.
Duhai Muslimah....
Begitu banyak tanda-tanda Keagungan Allah yang ada di sekitar kita, namun terkadang kita melupakannya. Seperti halnya siang dan malam, yang Allah jadikan keduanya saling beredar tanpa bertabrakan. Allah biarkan tanda-tanda Kekuasaan-Nya berserak di sekitar para hamba, namun tidak semua orang bisa melihatnya, hanya hamba-Nya yang  berakal sajalah yang bisa memilih hikmah diantara ribuan alam di depan mata. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَ الأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَ النَّهَارِ لَآيَاتِ لِأُوْلِى الأَلْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yang berakal, sehingga kita bisa mentafakuri semua ayat-ayat kauni yang berserak diantara milyunan semesta yang ada. Wallahu A’lam bish Shawab


-majalah an-Najma



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Review Skripsi

REVIEW SKRIPSI BAB I “ HUKUM MEMBACA SURAT YASIN PADA ORANG MENINGGAL KAJIAN HADITS MEMBACA SURAT YASIN PADA ORANG MENINGGAL” Oleh Ihda Al-Husnayain Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Metodologi Penelitian” Diampu oleh: Ust. Junaidi Manik, M.PI Oleh: Uswatun Hasanah PROGRAM AD-DIROSAH AL-ISLAMIYAH AL-MA’HAD AL-‘ALY HIDAYATURRAHMAN SRAGEN 143 9 H/ 201 7 M A.     Judul Skripsi. HUKUM MEMBACA SURAT YASIN PADA ORANG MENINGGAL KAJIAN HADITS MEMBACA SURAT YASIN PADA ORANG MENINGGAL (Studi Analisis) disusun oleh: Ihda Al-Husnayain. Judul skripsi merupakan hal sangat penting, karena judul akan menggambarkan pembahasa yang akan dikaji oleh penulis, selain itu judul skripsi harus sesuai dengan pembahasan yang ditulis oleh penulis. Judul skripsi pun harus singkat, jelas serta menarik. Adapun judul skripsi di atas menurut reviewer sudah baik dan sesuai dengan metodologi penulisan skripsi yang benar. B

PERKEMBANGAN TAFSIR PADA MASA TABI’IN DAN PEMBUKUAN

       PERKEMBANGAN TAFSIR PADA MASA TABI’IN DAN PEMBUKUAN Makalah guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Ushul Tafsir Oleh : Uswatun Hasanah Dosen Pengampu: Siti Badriyah                                                                                        JURUSAN DIRASA T AL ISLAMIYYAH AL MA’HAD AL ALY HIDAYATURRAHMAN     SRAGEN    2015-2016 PERKEMBANGAN TAFSIR PADA MASA TABI’IN DAN PEMBUKUAN             Setelah masa khulafaur rosyidin berakhir, kepemerintahan dipimpin oleh generasi setelahnya yaitu generasi tabi’in, seiring bergantinya generasi perkembangan ilmu pun ikut berkembang begitu juga ilmu tafsir,penafsiran dari masa ke masa telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan penafsiran pada masa sahabat diterima baik oleh para ulama dari kaum Tabi’in di berbagai daerah kawasan Islam. Dan pada akhirnya mulai muncul kelompok-kelompok ahli tafsir di Makkah, Madinah, dan di daerah lainnya

Segala Hal yang Keluar dari Dua Jalan (Qubul dan Dubur)

Oleh : Wafdah Amnatul Jannah, dkk. Sebelum mengkaji tentang sesuatu yang keluar dari sabilain [1] lebih jauh, maka ada baiknya jika membahas tentang pengertian najis terlebih dahulu. Karena segala sesuatu yang keluar dari sabilain termasuk najis. Najis secara bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan secara syar’i , najis adalah segala sesuatu yang haram untuk dikonsumsi secara mutlak walaupun   memungkinkan, yang hal tersebut bukan karena haram, kotor, atau berbahaya bagi badan dan akal. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa, segala sesuatu yang keluar dari dalam tubuh hewan [2] terbagi menjadi dua : 1.        Sesuatu yang tidak menyatu dan tidak mengalami perubahan di dalam tubuh, seperti : ludah, keringat, air mata, air liur [3] dan sejenisnya. Maka, hukumnya sesuai dengan hukum hewan tersebut. Jika berasal dari hewan yang najis, berarti hukumnya najis , dan sebaliknya. 2.        Sesuatu yang mengalami perubahan di dalam tubuh, seperti : air kencing,