Para wali Allah ﷻ memiliki karomah. Keajaiban yang
tidak mampu dinalar logika. Tapi mereka tidak pernah mempelajarinya. Tidak pula
mengulang-ulangnya bak sebuah atraksi di sebuah pertunjukan. Di antara wali
Allah ﷻ
yang memiliki karomah adalah Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu. Ia
pernah berkhutbah di atas mimbar Nabi ﷺ di Madinah, namun
suaranya sampai kepada pasukan yang tengah diutus menghadapi Persia di wilayah
Syam. Pasukan tersebut dipimpin oleh Sariyah bin Zanim radhiallahu ‘anhu.
Siapakah Sariyah bin Zanim?
Ia adalah Sariyah bin Zanim bin
Abdullah bin Jabir bin Muhammiyah bin Kinanah ad-Duali. Di masa jahiliyah, ia
senang menyendiri di gua. Kecepatan larinya luar biasa. Saking cepatnya,
orang-orang menggambarkan kecepatannya dengan ungkapan, mampu mendahului kuda
(Ibnu Hajar, al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, 3/5).
Tidak diketahui pasti kapan Sariyah
memeluk Islam. Yang jelas ia termasuk sahabat yang terakhir menjadi seorang
muslim. Karena namanya tidak termaktub dalam pasukan Badar, Uhud, dan Khandaq.
Diperkirakan ia memeluk Islam sebelum penaklukkan Kota Mekah.
Memimpin Pasukan Menghadapi Persia
Sariyah dikenal sebagai seorang yang
sangat pemberani. Ia juga seorang yang cepat dan tepat dalam mengambil
keputusan. Umar mempercayainya memimpin pasukan untuk menghadapi negara adidaya
Persia. Dan melalui dirinya, dua kota penting Persia berhasil ditaklukkan.
Suatu hari, Umar bin al-Khattab
berkhutbah Jumat di atas mimbar Masjid Nabawi. Ia naik ke mimbar kemudian berucap
lantang, “Wahai Sariyah bin Zanim, bukit. Wahai Sariyah bin Zanim, bukit…”
Maksudnya jadikan bukit untuk berlindung.
Kemudian Umar melanjutkan khutbahnya
hingga selesai.
Beberapa waktu kemudian, datang
surat dari Sariyah bin Zanim kepada Umar bin al-Khattab di Madinah. Surat
tersebut mengabarkan, “Sesungguhnya Allah telah memberikan kemenangan kepada
kami pada hari Jumat, pada waktu demikian”.
Waktu yang termaktub dalam surat
tersebut adalah saat dimana Umar berbicara di atas mimbar.
Sariyah berkata, “Aku mendengar
suara (yang menyeru) ‘Wahai Sariyah bin Zanim, bukit. Wahai Sariyah bin Zanim,
bukit…’. Aku dan pasukan pun naik ke atas bukit. Sebelumnya kami berada di
lembah, dalam keadaan terkepung musuh. Akhirnya Allah memberi kami kemenangan.”
Ada yang bertanya kepada Umar,
“Ucapan macam apa itu?” “Demi Allah, aku tidak memikirnya dalam-dalam. Suatu
kalimat datang begitu saja di lisanku”, jawab Umar (Ibnu Asakir, Tarikh
Dimasyq, 20/25).
Dari sini kita bisa melihat
ketulusan Umar. Jarak antara Kota Madinah dan wilayah Syam begitu jauh.
Bagaimana bisa Sariyah bin Zanim mendengar suara Umar? Itulah karomah. Karomah
buah dari keimanan yang ditanam oleh Rasulullah ﷺ pada diri para
sahabatnya, radhiallahu ‘anhum ajma’in.
Umar tidak sebutkan bahwa ia
melakukan persiapan. Berlatih sebelumnya. Melakukan amalan-amalan tertentu.
Dll. Apa yang terjadi semata-mata karomah yang Allah ﷻ berikan
kepadanya. Kemudian di lain kesempatan tidak ditemukan riwayat Umar mengulangi
hal ini. Kejadian ini hanya terjadi satu kali.
Inilah karomah yang diberikan Allah ﷻ
pada para walinya,
أَلَا
إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali
Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa.
Ada yang menambahkan kisah ini
bahwasanya Umar melihat apa yang terjadi di Syam, maka hadits-hadits tentang
hal itu bersumber pada hadits yang lemah.
Pustaka:
– http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?BookID=3&View=Page&PageNo=9&PageID=10098&languagename=
– http://islamstory.com/ar/سارية-بن-زنيم
– http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?BookID=3&View=Page&PageNo=9&PageID=10098&languagename=
– http://islamstory.com/ar/سارية-بن-زنيم
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
Artikel www.KisahMuslim.com
Komentar